Selasa, 02 Juli 2013

MEKANISME PELAKSANAAN PERSONALIA PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting dalam kehidupan bahkan masalah pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Karena untuk menjalani kehidupan ini dibutuhkan ilmu,dan ilmu hanyalah didapat dari pendidikan.
Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan,dari masalah pendidikan yang sifat mikro sampai makro.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu kerjasama dalam lembaga pendidikan yang dikenal dengan Administrasi Pendidikan.
Akan tetapi suatu kerja sama itu tidak akan mungkin berhasil tanpa adandya suatu Komponen, Aturan, Mekanisme dan Tata Kerja dalam lembaga pendidikan. Untuk keterangan mengenai hal tersebut akan kami bahas di dalam makalah ini pada Bab selanjutnya.
B.   Rumusan masalah
Adapun rumusan pada masalah ini ialah :
1.      Apa pengertian dari personalia ?
2.      Apa-apa saja yang mempengaruhi manajemen personalia ?
3.      Aebutkan fungsi personalia ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian personalia
Yang dimaksud personalia pendidikan adalah semua orang yang terlibat dalam tugas-tugas pendidikan, yaitu para guru/dosen sebagai pemegang peranan utama, manajer/administrator, para supervisor, dan para pegawai. Para personalia pendidikan perlu dibina agar bekerja sama secara lebih baik dengan masyarakat.
Ada sejumlah gejala yang membutuhkan pengembangan personalia. Gejala-gejala itu ialah :
1.      Para personalia terlalu patuh kepada atasannya dengan berbagai alasan. Para bawahan merasa wajib memenuhi kehendak atasan tanpa mempertimbangkan apakah hal itu patut atau tidak patut dikerjakan.
2.      Personalia pendidikan bekerja terlalu mekanistik, rutin, seperti mesin. Tindakan mereka selalu berdasarkan peraturan dan atau perintah para atasan.
3.      Tidak puas dengan desain yang baik tentang cara melayani atau memenuhi kebutuhan para siswa/mahasiswa.
4.      Terjadi perubahan dalam konteks dan isi peranan para siswa/mahasiswa. Perubahan ini membuat personalia pendidikan menjadi bingung, merasa tidak aman, atau bahkan ada yang merasa disaingi.
5.      Penyesalan meningkat dalam hubungannya dengan problem komunikasi. Pemakai data tidak berusaha menyelesaikan problem tersebut, mereka hanya bisa mengeluh dan menyesali keadaan yang tidak baik itu.
6.      Ketidakmampuan manajer/para manajer meninggalkan otoriter dengan model kepemimpinan yang hirarhis. Sehingga hubungan personalia khususnya antara atasan dengan bawahan menjadi kaku.
7.      Pengambilan keputusan yang keliru dan lamban, yang dapat membuat para personalia menjadi bingung, menemui kesulitan dalam bekerja, marah yang dipendam, dan sebagainya.
8.      Peraturan, norma, dan standar tidak lagi berfungsi dengan baik, sebab sudah ketinggalan zaman.
9.      Konflik atau pertentangan yang tinggi antar kelompok dan atau di dalam kelompok itu sendiri.
Dari kesembilan gejala diatas tampak bahwa bukan hanya para personalia yang perlu dibina atau dikembangkan melainkan juga lembaganya. Tujuan pengembangan baik melalui personalia maupun melalui organisasi ialah memperbaiki performan organisasi dengan menciptakan iklim sumber daya manusia yang positif. Pegembangan organisasi juga berusaha memperbaiki kompetensi mereka masing-masing.
Personalia disini adalah semua orang yang terlibat, artinya didalam organisasi membutuhkan beberapa tenaga yang sesuai dalam bidangnya, sehingga menimbulkan hubungan timbal balik dalam organisasi tersebut baik antara kepala, wakil, tenaga pengajar, pegawai dan lainnya. Dalam kebanyakan organisasi, unit personalia yang khusus umunya dinyatakan sebagai unit staf Maksudnya dalam satu bidang, terdapat beberapa anggota yang bekerja dalam bidangnya.
B.   Pengaruh aktivitas manajemen personalia terhadap motivasi:

·         Analisis Pekerjaan
·         Perencanaan Dan Perekrutan Personalia
·         Testing Dan Seleksi
·         Wawancara Pegawai
·         Orientasi Dan Training
·         Pengembangan Pegawai Dan Manajemen
·         Menetapkan Rencana Penggajian
·         Insentif Finansial.
·         Kesejahteraan Dan Pelayanan
·         Program Peningkatan Kualitas Kehidupan Kerja
·         Penilaian Prestasi

C.   fungsi manajemen personalia

1.      Pengadaan tenaga kerja. Fungsi operasional pertama dari manajmene personalia adalah berupa usaha untuk emperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan sumber daya manusia yan diperlukan dan perekrutannya, seleksi dan penempatan.
2.      Pengembangan tenaga kerja. Setelah personalia diperoleh, mereka harus dikembangkan sampai pada tingkat tertentu. Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yan perlu untuk prestasi kerja yang tepat.
3.      Kompensasi (imbalan) tenaga kerja. Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai yang layak kepada personlia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi. Struktur kompensasi meliputi, gaji pokok, tunjangan keuarga, tunjangan makan, tunjangan transportasi, tunjangan kehadiran dan tunjangan jabatan.
4.      Integrasi (penyatuan) tenaga kerja. Setelah karyawan diperoleh, dikembangkan, dan diberi kompensasi secara layak, maka selanjutnya adalah intregasi. Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu kecocokan yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat, dan organisasi.
5.      Pemeliharaan tenaga kerja. Jika kita telah melaksanakan fungsi-fungsi di atas dengan baik, maka yang tidak kalah pentingna adalah pemeliharaan pegawai. Pemeliharaan merupakan usaha untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan untuk bekerja para pegawai.
6.      Pemutusan hubungan kerja. Fungsi terakhir dari manajemen personalia adalah pemutusan hubungan kerja dan mengembalikan para pekerja kepada masyarakat. Sebagian besar karyawan tidak meninggal dunia pada masa kerjanya. Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik mungkin. 
Fungsi personalia di atas dilaksanakan dan dikerjakan oleh manajer atau pimimpin. Manajer memperoleh hasil dari bawahannya, dan agar bawahannya dapat berprestasi besar dan cakap bekerja, maka para pemimpin harus memberi perhatian kepada hal-hal yang berhubungan dengan fungsi personalia.
Tujuan perencanaan sudah tentu mencakup menentukan kompetensi-kompetensi, beserta jumlahnya masing-masing dan cara menempatkan yang benar dalam jangka waktu tertentu, atau dapat juga tujuan itu hanya terbatas kepada usaha pemenuhan tenaga, peningkatan kompetensi & penempatan yang benar sebagai masalah yang harus diselesaikan oleh manajemen pendidikan.
Perencanaan personalia tidak bisa lepas, dari perencanaan organisasi secara keseluruhan, sebab perencanaan organisasi berupaya meningkatkan produksi pendidikan serta menyesuaikan dan memberikan suatu yang baru kepada konsumen, didalamnya terkandung kebutuhan-kebutuhan atau tenaga kependidikan.
Sudah kebutuhan personalia di tafsirkan atau ditentukan barulah menentukan perogram-program tindakan, ialah suatu perogram untuk membuat rencana tadi dapat secara tepat dilaksanakan. Program itu berisi keterampilan dan pedekatan yang dipakai utuk mewujudkan tujuan personalia, sementara itu organisasi tetap berjalan seperti biasa.


















BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Manajemen personalia ialah bagian manajemen yang memprhatikan orang-orang dalam organisasi, yang merupakan salah satu sub sistem manajemen, perhatian terhadap orang-oran itu mencakup merekrut, menempatkan, melatih dan mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang dikatakan sebagai fungsi manajemen personalia fungsi ini menunjukkan apa yang harus ditangani oleh manajer pada segi personalia.
Dan manajer memperhatikan segala sesuatu yang menyangkut personalia, mulai dari merencanakan, merekrut, menyeleksi, meneliti utnuk perbaikan dan samapai dengan memberhentikan atau memberi pensiun kepada para petugas













DAFTAR PUSTAKA

·         Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
·         Juhairiyah. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan. Probolinggo:
·         Erdawati, Ety . 2008. Administrasi Pendidikan. Probolinggo
·         Daryanto, M. 2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
·         Hendyat, Soetopo dkk. 1982. Pengatar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar