Jumat, 28 Juni 2013

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT SISWA DALAM BELAJAR

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT SISWA DALAM BELAJAR
A.   Faktor Pendorong Belajar
Biasanya faktor pendorong siswa belajar ada dua hal yaitu :
1.      Faktor internsik
Yang mana faktor intern ini muncul dari dirinya sendiri berkat motivasi dirinya dengan berkeinginan untuk belajar tanpa ada suruhan atau motivasi dari orang lain, tetapi motivasi itu muncul sendiri dari diri pribadi sendiri. Sebab-sebab faktor intern pendorong belajar ialah :
·         Motivasi
·         Minat
·         Bakat
·         Keninginan sendiri untuk lebih maju
Dengan sebab-sebab itulah faktor pendorong belajar muncul dari faktor intern (dari dalam). Dengan faktor intern inilah siswa itu dalam belajarnya aman dan cepat mengerti, karena sifat berkeinginan belajar itu muncul dari diri sendiri tidak dari orang lain.
2.      Faktor eksternsik
Faktor enkstren ini ialah yang mana faktor pendorong siswa dalam belajar ini muncul dari bimbingan oang lain atau motivasi muncul dari orang lain, tidak dai diri sendiri. Yang mana faktor pendorong siwa ekstern ini muncul dari berbagai pihak yaitu :
·         Keluarga
Yang mana faktor keluarga yang banyak memberi motivasi kedalam diri anak tesebut selagi keluarga itu keluaga yang peduli kepada pendidikan dan segala macam nya terhadap anak.
·         Lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat ini juga bisa memberikan sifat yang buruk dan baik, tetapi kalau lingkungan masyarakat yang baik, bisa mempengaruhi faktor pendorong siswa iru untuk lebih giat lagi belajanya.
·         Teman sebaya
Teman sebaya bisa mempengaruhi siswa itu untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk dalam motivasi belajar, karena berkat teman di sekolah lah yang banyak mempengaruhi siswa untuk lebih baik dan buruk. Apabila seseoang mendapat teman sebaya yang baik, maka motivasi belajar anak itu akan lebih baik karena motivasi teman yang baik, begitu pula sebaliknya.
B.   Faktor Penghambat Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar.
1.      Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
a.       Faktor fisiologis dan biologis
Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya factor fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
·         Keadaan tonus jasmani
Keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi aktivitas belajar anak. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap proses belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
·         Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis
Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik) tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan. Kecacatan yang diderita anak akan mempengaruhi psikologisnya, diantaranya:
-          sulit bergaul karena memiliki perasaan malu dan minder akan kekurangannya,
-          ada perasaan takut diejek teman,
-           merasa tidak sempurna dibandingkan dengan teman-teman lain.
b.      Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
·         Kecerdasan/ intelegensi siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar anak, karena  menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.
·         Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan perilaku seseorang.
·         Minat
Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan yang tinggi atau besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi karena disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keinginan, motivasi, dan kebutuhan.
·         Sikap
Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi  siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
·         Bakat
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Selain itu yang menjadi faktor psikologis lainnya adalah disiplin. Disiplin diri adalah kemampuan diri yang kuat untuk mempertahankan diri dari bermacam-macam gangguan dalam belajar. Misal, seorang anak akan tetap belajar walaupun ada acara televisi yang menarik.
2.      Faktor Eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial (Syah, 2003):
a.       Lingkungan sosial
Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam  belajar. Linkungan sosial dibagi manjadi tiga, yaitu:
·         Lingkungan sosial sekolah
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan sekitar.
Di sekolah, untuk membentuk manusia sejati ada salah satu harapan dari pendidik yaitu Self Regulated Learner (SRL). SLR adalah murid-murid yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan disiplin sehingga mereka membuat belajar itu lebih mudah dan menyenangkan. Namun harapan itu tidak akan terwujud jika lingkungan sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas tidak mendukung. Faktor-faktor yang dapat menghambat anak belajar di sekolah adalah:
-          Metode mengajar
Dalam mengajar guru memerlukan metode yang cocok. Metode ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan oleh guru terasa menarik dan siswa mudah menyerapnya.
o   Kurikulum yang tepat
o   Penerapan disiplin
o   Hubungan siswa dengan guru maupun teman
o   Tugas rumah yang terlalu banyak
o   Sarana dan prasarana
b.      Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau alat belajar yang lain.
c.       Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah:
·         Pola asuh orang tua
·         Hubungan orang tua dan anak
·         Keadaan ekonomi keluarga
·         Keharmonisan keluarga
·         Kondisi rumah
d.      Teman sebaya
Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal.
Kekerasan sebagai gangguan emosi pada dasarnya tidak hanya menyerang orang lain, tetapi juga menyerang diri sendiri. Persoalan kekerasan dilihat dari lapangan psikologi pendidikan mencoba mengarahkan pada lingkungan sekolahtempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya.

Teman sebaya  yang seharusnya bisa untuk memperoleh informasi dan perbandingan tentang dunia sosisal, prinsip keadilan malalui konflik yang terjadi dengan teman, bisa untuk belajar tentang konsep gender juga dapat berpengaruh negatif bagi anak. Misalnya kebiasaan-kebiasaan buruk yang dimiliki kawan sebayanya akan mudah mempengaruhi diri anak. Kebiasaan buruk yang mudah ditiru biasanya dari ucapan atau tindakan.

Artikel SIFAT KHAS INDIVIDU DALAM AKTIVITAS BELAJAR

SIFAT KHAS INDIVIDU DALAM AKTIVITAS BELAJAR
Setiap orang itu dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu berasal dari kata latin “individuum”, yang artinya “yang tak terbagi”. Menurut Dr. A. Lysen, kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Jadi individu merupakan manusia perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai kesatuan terbatas.
Jika kalau kita perhatikan orang-orang yang ada di sekeliling kita, kita akan menemukan bahwa tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang sama persis dalam segala hal dengan orang lain. Baik dari segi fisik mungkin mirip, misalnya pada orang kembar, tetapi dari segi kepribadian atau sifatnya itu sangat sulit kita menemukan orang yang sama persis atau sama sifat dan kepribadiannya dengan orang lain. Karena setiap orang berbeda atau setiap individu adalah manusia yang khas, memiliki karakter dan sifat yang berbeda tidak ada yang sama.
Setiap satu individu itu senantiasa berhubungan dengan individu yang lain, karena yang mana individu yang satu dengan yang lainnya memiliki ketergantungan. Dengan kata lain, setiap individu saling membutuhkan. Tidak ada manusia sebagai individu yang mampu hidup sendiri dari ia sejak lahir sampai dewasa tanpa ada bantuan dengan orang lain.
 Begitu pula dalam proses belajar. Dalam proses belajar, kita akan banyak membutuhkan bantuan dari orang lain pasti sangat membutuhkan bantuan orang lain. Karena suatu proses pembelajaran atau pendidikan itu tidak akan mungkin dilakukan oleh satu individu saja. Pasti akan ada individu-individu yang lain terkait dan berperan dalam proses pembelajaran atau pendidikan tersebut dalam membantu kita individu.
Yang dimaksud dengan pendidikan disini adalah tidak hanya pendidikan formal saja, tetapi juga ada pendidikan non-formal. Yang mana pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi seperti TK, SD, SMP, SMA, dan UNIVERSITAS atau PERGURUAN TINGGI lainnya dan Pendidikan formal terdiri itu dari pendidikan formal yang berstatus negeri dan pendidikan fomal berstatus swasta.
Individu-individu yang berperan dalam pendidikan formal adalah pendidik dan peserta didik. Yang termasuk pendidik adalah guru atau dosen. Sedangkan yang dapat disebut peserta dididk adalah siswa ataupun mahasiswa.
Pendidikan non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat berupa pendidikan langsung dan tidak langsung. Pendidikan langsung yang dimaksud disini adalah berupa kursus maupun bimbingan belajar seperti kursus Bahasa Inggris, matematika DLL. Sedangkan yang dimaksud pendidikan tidak langsung adalah pendidikan yang didapat secara tidak langsung dari proses sosialisasi atau interaksi dengan individu lain di lingkungan sekitar yang mana Individu-individu yang berperan dalam pendidikan non-formal ini adalah individu-individu yang berada di lingkungan sekitar kita. Baik orang tua, keluarga, sahabat, teman sebaya, maupun masyarakat.
A.    Sifat khas individu
Dalam setiap individu mempunyai sifat khas/khusus dalam setiap aktivitas belajar di sekolah atau dimanpum berada, karena kepribadian yang yang satu dengan yang lainnya tidaki sama, ada yang sama tetapi pasti ada sesuatu yang tidak sama sedangkan anak kembar aja kepribadiaanya saja beda. Kalau sifat khas individu dalam aktivitas belajar, ada dari segi positif dan negatif nya.
Adapun dari segi positif ialah sbb :
1.      Selalu menghargai gurunya dalam belajar
Seorang individu dalam setiap belajarnya selalu menghargai guunya, ia menganggap guu adalah seorang orang tua pengganti di sekolah, yang mana guru itu yang selau membimbing di sekolah dan membinanya supaya lebih hebat atapun menjadi ia orang yang lebih berguna lagi bagi bangsa negara dan agama.
2.      Selalu memperhatikan guru mengajar
Disetiap aktivitas belajarnya seorang siswa itu  sangat memperhatikan seorang gurunya dalam mengajar kepada muud-muridnya, karena ia menganggap tanpa seorang guru ia tidak tahu apa-apa atau ilmu yang ada didunia ini. Contoh :
a.        Dia sedang memperhatikan contoh yang sedang diberikan oleh dosennya.
b.       Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru iru
Kedua contoh diatas mempergunakan kata perhatian. Arti kata tersebut, baik di masyarakat dalam hidup sehari-hari maupun dalam bidang psikologi kira-kira sama. Karena itulah maka definisi mengenai perhatian itu yang diberikan oleh para ahli psikologi juga ada dua macam, yaitu kalau diambil intinya saja dapat dirumuskan sebagai berikut:
-          Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek.
-          Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyadari sesuatu aktivitas yang dilakukan.

3.      Selalu mengamati guru dalam belajar
Dalam setiap aktivitas belajar seorang individu (murid) harus memperhatikan gurunya mengajar, selain mengajar seorang murid itu haus mengamati apa yang disampaikan seorang guru terhadap dirinya. Bahwa setiap pelajaran yang diberikan harus diamati supaya mengerti pelajaan tersebut. Karena setiap orang yang belajar selalu memperhatikan guru atau dosennya ia tidak amati ilmu yang di berikan kepanya seorsng individu itu tidak akan menyeap kepada otaknya menyeluruh, akan cepat hilang atau lupa ilmu yang sudah diberikan tersebut.
Adapun dari segi negatifnya ialah sebagai berikut :
1.      Tidak menghargai guru
Kebanyakan seorang individu dalam aktivitasnya banyak yang tidak menghargai gurunya, ini disebabkan ia merasa sudah lebih tahu dari gurunya jadi ia tidak menhargai gurunya.
2.      Tidak memperhatikan gurunya mengajar
Seorang individu tidak mempehatikan gurunya mengajar dikarenakan pikirannya hanya terfokuskan dengan luar ruangan atau hanya dengan bermain-main saja, disebabkan individu itu mempunyai masalah-masalah yang di hadapinya ataupun karena pengaruh keaktivitasnya pyang hanya ingin bersenang-senang, tidak mau belajar DLL.
3.      Tidak mengamati gurunya mengajar
Apabila seorang individu tidak memperhatikan gurunya mengajar, pasti ia tidak akan bisa mangamati pelajaran tersebut, karena memperhatiakan dan mengamati pelajaran adalah suatu kombinasi yang ideal untuk cepatnya mengerti sebuah pelajaran.

B.     Sebab-sebab
Berbagai hal sebab-sebab sifat khas individu dalam aktivitas belajarnya, dan biasanya sifat individu dalam aktivitasnya belajar yaitu :
1.      Faktor intrensik
Yaitu faktor yang mana motivasi belajar siswa itu muncul di dalam dirinya sendiri, kalau seorang individu itu ingin mendapatkan ilmu yang dibeikan seorang guru tersebut ua harus menghargai, mempehatikan , dan mengamati gurunya dalam aktivitas belajar. Kalau tidak ada moivasi belajar individu itu maka ia tidak selalu menghargai, menmperhatikan, dan mengamati gurunya.

2.      Faktor ekstrensik
Faktor ini adalah yang mana motivasi belajar siswa itu muncul dari orang lain, bisa juga motivasi belajar siswa itu hilang karena orang lain seperti :
·         Orang tua
Keluarga terutama orang tua, memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Karena pendidikan pertama dimulai dari lingkungan keluarga. Ketika seorang anak lahir, ia belum tahu apa-apa, belum mengenal siapa dirinya. Orang tualah yang mengasuhnya, merawatnya, dan secara tidak langsung memberikan pendidikan bagi anak tersebut. Sehingga ia mulai bisa berbicara, merangkak, bahkan berjalan.
Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dari dalam keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah:
-          Pola asuh orang tua
-          Hubungan orang tua dan anak
-          Keadaan ekonomi keluarga
-          Keharmonisan keluarga
-          Kondisi rumah
·         Guru atau dosen
Efektivitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru atau pendidik. bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :

-          Konservator (pemelihara) system nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;
-          Inovator (pengembang) system nilai ilmu pengetahuan;
-          Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;
-          Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;
-          Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskan) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan sekitar.
·         Lingkungan
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau alat belajar yang lain.
·         Teman sebaya
Lingkungan yang baik akan membantu anak untuk belajar. Di lingkungan yang kondusif, anak akan lebih mudah untuk menerima pelajaran. Individu-individu yang berada di lingkungan sekitar juga sangat berperan dalam proses pendidikan seorang anak.
Teman sebaya atau sahabat sangat berperan dalam pembelajaran sosialisasi bagi anak. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran kepribadian sosial yang sesungguhnya. Anak-anak belajar cara mendekati orang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau bersahabat. Anak belajar bagaimana memperlakukan temannya. Ia juga belajar apa yang disebut jujur saat ia melakukan permainan bersama teman sebayanya.
Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal.
Kekerasan sebagai gangguan emosi pada dasarnya tidak hanya menyerang orang lain, tetapi juga menyerang diri sendiri. Persoalan kekerasan dilihat dari lapangan psikologi pendidikan mencoba mengarahkan pada lingkungan sekolahtempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya.



 DAFTAR PUSTAKA

·         Laura A.King(2010).Psikologi umum.Jakarta : Salemba Humanika 
·         Prof. Dr. Bimowalgito(2010).Psikologi umum.Yogyakarta : Andi Yogyakarta
·       http://id.wikipedia.org


Jumat, 14 Juni 2013

KATA MOTIVASI


KATA-KATA MOTIVASI
11.  Kesuksesan tidak akan penah datang dari apa yang diberikan orang lain kepadamu, tetapi dari keyakinan dan kerja keras dirimu sendiri dengan berkat Tuhan yang maha kuasa.
22.  Impian harus terus kita kejar meskipun harus dengan bersusah payah, kita tidak akan pernah mendapatkan dan meraih impian itu jika kamu terus berdiam diri tidak mau berusaha.
33.  Jangan biarkan keraguan menghalangi langkah mu dalam upaya mewujudkan semua mimpi-mimpimu, karna sebuah kebahagiaan tidak akan kamu dapatkan jika kamu terus meragu.
44.  Dengarkan suara hatimu dalam mengambil suatu tindakan, bukan pendapat orang lain, karna yang bertanggug jawab atas kebahagiaamu adalah dirimu sendiri. BUKAN MEREKAAAA...!!!
55.  Ketika masalah menghampirimu, tak perlu kamu ribut mencari siapa yang salah. Tetapi intropeksi diri, perbaiki agar tak terulang lagi
6.6  Isi lah harimu dengan kebaikan, hargai setiap orang, jangan menaruh kebencian padanya...........