FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT SISWA DALAM BELAJAR
A. Faktor Pendorong Belajar
Biasanya faktor pendorong siswa belajar ada dua hal yaitu :
1.
Faktor internsik
Yang mana faktor intern ini muncul dari dirinya sendiri berkat motivasi
dirinya dengan berkeinginan untuk belajar tanpa ada suruhan atau motivasi dari
orang lain, tetapi motivasi itu muncul sendiri dari diri pribadi sendiri.
Sebab-sebab faktor intern pendorong belajar ialah :
·
Motivasi
·
Minat
·
Bakat
·
Keninginan sendiri untuk lebih maju
Dengan sebab-sebab itulah faktor pendorong belajar muncul dari faktor
intern (dari dalam). Dengan faktor intern inilah siswa itu dalam belajarnya
aman dan cepat mengerti, karena sifat berkeinginan belajar itu muncul dari diri
sendiri tidak dari orang lain.
2.
Faktor eksternsik
Faktor enkstren ini ialah yang mana faktor pendorong siswa dalam belajar
ini muncul dari bimbingan oang lain atau motivasi muncul dari orang lain, tidak
dai diri sendiri. Yang mana faktor pendorong siwa ekstern ini muncul dari
berbagai pihak yaitu :
·
Keluarga
Yang mana faktor keluarga yang
banyak memberi motivasi kedalam diri anak tesebut selagi keluarga itu keluaga
yang peduli kepada pendidikan dan segala macam nya terhadap anak.
·
Lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat ini
juga bisa memberikan sifat yang buruk dan baik, tetapi kalau lingkungan
masyarakat yang baik, bisa mempengaruhi faktor pendorong siswa iru untuk lebih
giat lagi belajanya.
·
Teman sebaya
Teman sebaya bisa mempengaruhi siswa
itu untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk dalam motivasi belajar, karena
berkat teman di sekolah lah yang banyak mempengaruhi siswa untuk lebih baik dan
buruk. Apabila seseoang mendapat teman sebaya yang baik, maka motivasi belajar
anak itu akan lebih baik karena motivasi teman yang baik, begitu pula sebaliknya.
B.
Faktor
Penghambat Belajar
Secara umum
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak dibedakan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil
belajar anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar.
1. Faktor Internal
Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis
dan biologis serta faktor psikologis.
a.
Faktor fisiologis
dan biologis
Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya factor
fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
·
Keadaan tonus
jasmani
Keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi aktivitas
belajar anak. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap proses belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
·
Keadaan fungsi
jasmani atau fisiologis
Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau
fisik) tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada
anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan. Kecacatan
yang diderita anak akan mempengaruhi psikologisnya, diantaranya:
-
sulit bergaul
karena memiliki perasaan malu dan minder akan kekurangannya,
-
ada perasaan
takut diejek teman,
-
merasa
tidak sempurna dibandingkan dengan teman-teman lain.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis
adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak yang dapat mempengaruhi
proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses
belajar anak adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
·
Kecerdasan/
intelegensi siswa
Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar anak,
karena menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi
seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam
belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti orang
tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai
kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu
dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami
tingkat kecerdasannya.
·
Motivasi
Motivasi
adalah salah satu factor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli
psikologi mendefisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin,
1994). Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan
terhadap intensitas dan perilaku seseorang.
·
Minat
Secara
sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan yang tinggi atau besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang
populer dalam psikologi karena disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai
faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keinginan, motivasi, dan
kebutuhan.
·
Sikap
Sikap siswa
dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan
guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya
sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru
yang profesional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang guru yang empatik,
sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang
diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang
studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
·
Bakat
Pada dasarnya
setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar
sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu bakat juga diartikan
sebagai kemampuan dasar individu untuk melakuakan tugas tertentu tanpa
tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat
tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat
yang dimilikinya. Misalnya siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Selain itu
yang menjadi faktor psikologis lainnya adalah disiplin. Disiplin diri adalah
kemampuan diri yang kuat untuk mempertahankan diri dari bermacam-macam gangguan
dalam belajar. Misal, seorang anak akan tetap belajar walaupun ada acara
televisi yang menarik.
2.
Faktor
Eksternal
Selain faktor
internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan
sosial dan non-sosial (Syah, 2003):
a. Lingkungan sosial
Lingkungan
sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Linkungan sosial
dibagi manjadi tiga, yaitu:
·
Lingkungan
sosial sekolah
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya
“siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya
atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi
manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup
dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja
dan di lingkungan sekitar.
Di sekolah,
untuk membentuk manusia sejati ada salah satu harapan dari pendidik yaitu Self
Regulated Learner (SRL). SLR adalah murid-murid yang memiliki kemampuan belajar
tinggi dan disiplin sehingga mereka membuat belajar itu lebih mudah dan
menyenangkan. Namun harapan itu tidak akan terwujud jika lingkungan sekolah
seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas tidak mendukung. Faktor-faktor
yang dapat menghambat anak belajar di sekolah adalah:
-
Metode
mengajar
Dalam mengajar guru memerlukan metode yang cocok. Metode
ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan oleh guru terasa menarik dan siswa
mudah menyerapnya.
o Kurikulum yang tepat
o Penerapan disiplin
o Hubungan siswa dengan guru maupun teman
o Tugas rumah yang terlalu banyak
o Sarana dan prasarana
b. Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar
anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya
di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan
kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan
diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau alat belajar
yang lain.
c. Lingkungan keluarga
Keluarga
merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh karena itu, lingkungan
keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang
dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah:
·
Pola asuh
orang tua
·
Hubungan orang
tua dan anak
·
Keadaan
ekonomi keluarga
·
Keharmonisan
keluarga
·
Kondisi rumah
d.
Teman sebaya
Teman sebaya
dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah
maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa
yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat
besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya
atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan
persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan
kekerasan verbal.
Kekerasan
sebagai gangguan emosi pada dasarnya tidak hanya menyerang orang lain, tetapi
juga menyerang diri sendiri. Persoalan kekerasan dilihat dari lapangan
psikologi pendidikan mencoba mengarahkan pada lingkungan sekolahtempat anak
belajar berinteraksi dengan teman sebaya.
Teman
sebaya yang seharusnya bisa untuk memperoleh informasi dan perbandingan
tentang dunia sosisal, prinsip keadilan malalui konflik yang terjadi dengan
teman, bisa untuk belajar tentang konsep gender juga dapat berpengaruh negatif
bagi anak. Misalnya kebiasaan-kebiasaan buruk yang dimiliki kawan sebayanya
akan mudah mempengaruhi diri anak. Kebiasaan buruk yang mudah ditiru biasanya
dari ucapan atau tindakan.