Jumat, 28 Juni 2013

Artikel SIFAT KHAS INDIVIDU DALAM AKTIVITAS BELAJAR

SIFAT KHAS INDIVIDU DALAM AKTIVITAS BELAJAR
Setiap orang itu dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu berasal dari kata latin “individuum”, yang artinya “yang tak terbagi”. Menurut Dr. A. Lysen, kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Jadi individu merupakan manusia perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai kesatuan terbatas.
Jika kalau kita perhatikan orang-orang yang ada di sekeliling kita, kita akan menemukan bahwa tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang sama persis dalam segala hal dengan orang lain. Baik dari segi fisik mungkin mirip, misalnya pada orang kembar, tetapi dari segi kepribadian atau sifatnya itu sangat sulit kita menemukan orang yang sama persis atau sama sifat dan kepribadiannya dengan orang lain. Karena setiap orang berbeda atau setiap individu adalah manusia yang khas, memiliki karakter dan sifat yang berbeda tidak ada yang sama.
Setiap satu individu itu senantiasa berhubungan dengan individu yang lain, karena yang mana individu yang satu dengan yang lainnya memiliki ketergantungan. Dengan kata lain, setiap individu saling membutuhkan. Tidak ada manusia sebagai individu yang mampu hidup sendiri dari ia sejak lahir sampai dewasa tanpa ada bantuan dengan orang lain.
 Begitu pula dalam proses belajar. Dalam proses belajar, kita akan banyak membutuhkan bantuan dari orang lain pasti sangat membutuhkan bantuan orang lain. Karena suatu proses pembelajaran atau pendidikan itu tidak akan mungkin dilakukan oleh satu individu saja. Pasti akan ada individu-individu yang lain terkait dan berperan dalam proses pembelajaran atau pendidikan tersebut dalam membantu kita individu.
Yang dimaksud dengan pendidikan disini adalah tidak hanya pendidikan formal saja, tetapi juga ada pendidikan non-formal. Yang mana pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi seperti TK, SD, SMP, SMA, dan UNIVERSITAS atau PERGURUAN TINGGI lainnya dan Pendidikan formal terdiri itu dari pendidikan formal yang berstatus negeri dan pendidikan fomal berstatus swasta.
Individu-individu yang berperan dalam pendidikan formal adalah pendidik dan peserta didik. Yang termasuk pendidik adalah guru atau dosen. Sedangkan yang dapat disebut peserta dididk adalah siswa ataupun mahasiswa.
Pendidikan non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat berupa pendidikan langsung dan tidak langsung. Pendidikan langsung yang dimaksud disini adalah berupa kursus maupun bimbingan belajar seperti kursus Bahasa Inggris, matematika DLL. Sedangkan yang dimaksud pendidikan tidak langsung adalah pendidikan yang didapat secara tidak langsung dari proses sosialisasi atau interaksi dengan individu lain di lingkungan sekitar yang mana Individu-individu yang berperan dalam pendidikan non-formal ini adalah individu-individu yang berada di lingkungan sekitar kita. Baik orang tua, keluarga, sahabat, teman sebaya, maupun masyarakat.
A.    Sifat khas individu
Dalam setiap individu mempunyai sifat khas/khusus dalam setiap aktivitas belajar di sekolah atau dimanpum berada, karena kepribadian yang yang satu dengan yang lainnya tidaki sama, ada yang sama tetapi pasti ada sesuatu yang tidak sama sedangkan anak kembar aja kepribadiaanya saja beda. Kalau sifat khas individu dalam aktivitas belajar, ada dari segi positif dan negatif nya.
Adapun dari segi positif ialah sbb :
1.      Selalu menghargai gurunya dalam belajar
Seorang individu dalam setiap belajarnya selalu menghargai guunya, ia menganggap guu adalah seorang orang tua pengganti di sekolah, yang mana guru itu yang selau membimbing di sekolah dan membinanya supaya lebih hebat atapun menjadi ia orang yang lebih berguna lagi bagi bangsa negara dan agama.
2.      Selalu memperhatikan guru mengajar
Disetiap aktivitas belajarnya seorang siswa itu  sangat memperhatikan seorang gurunya dalam mengajar kepada muud-muridnya, karena ia menganggap tanpa seorang guru ia tidak tahu apa-apa atau ilmu yang ada didunia ini. Contoh :
a.        Dia sedang memperhatikan contoh yang sedang diberikan oleh dosennya.
b.       Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru iru
Kedua contoh diatas mempergunakan kata perhatian. Arti kata tersebut, baik di masyarakat dalam hidup sehari-hari maupun dalam bidang psikologi kira-kira sama. Karena itulah maka definisi mengenai perhatian itu yang diberikan oleh para ahli psikologi juga ada dua macam, yaitu kalau diambil intinya saja dapat dirumuskan sebagai berikut:
-          Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek.
-          Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyadari sesuatu aktivitas yang dilakukan.

3.      Selalu mengamati guru dalam belajar
Dalam setiap aktivitas belajar seorang individu (murid) harus memperhatikan gurunya mengajar, selain mengajar seorang murid itu haus mengamati apa yang disampaikan seorang guru terhadap dirinya. Bahwa setiap pelajaran yang diberikan harus diamati supaya mengerti pelajaan tersebut. Karena setiap orang yang belajar selalu memperhatikan guru atau dosennya ia tidak amati ilmu yang di berikan kepanya seorsng individu itu tidak akan menyeap kepada otaknya menyeluruh, akan cepat hilang atau lupa ilmu yang sudah diberikan tersebut.
Adapun dari segi negatifnya ialah sebagai berikut :
1.      Tidak menghargai guru
Kebanyakan seorang individu dalam aktivitasnya banyak yang tidak menghargai gurunya, ini disebabkan ia merasa sudah lebih tahu dari gurunya jadi ia tidak menhargai gurunya.
2.      Tidak memperhatikan gurunya mengajar
Seorang individu tidak mempehatikan gurunya mengajar dikarenakan pikirannya hanya terfokuskan dengan luar ruangan atau hanya dengan bermain-main saja, disebabkan individu itu mempunyai masalah-masalah yang di hadapinya ataupun karena pengaruh keaktivitasnya pyang hanya ingin bersenang-senang, tidak mau belajar DLL.
3.      Tidak mengamati gurunya mengajar
Apabila seorang individu tidak memperhatikan gurunya mengajar, pasti ia tidak akan bisa mangamati pelajaran tersebut, karena memperhatiakan dan mengamati pelajaran adalah suatu kombinasi yang ideal untuk cepatnya mengerti sebuah pelajaran.

B.     Sebab-sebab
Berbagai hal sebab-sebab sifat khas individu dalam aktivitas belajarnya, dan biasanya sifat individu dalam aktivitasnya belajar yaitu :
1.      Faktor intrensik
Yaitu faktor yang mana motivasi belajar siswa itu muncul di dalam dirinya sendiri, kalau seorang individu itu ingin mendapatkan ilmu yang dibeikan seorang guru tersebut ua harus menghargai, mempehatikan , dan mengamati gurunya dalam aktivitas belajar. Kalau tidak ada moivasi belajar individu itu maka ia tidak selalu menghargai, menmperhatikan, dan mengamati gurunya.

2.      Faktor ekstrensik
Faktor ini adalah yang mana motivasi belajar siswa itu muncul dari orang lain, bisa juga motivasi belajar siswa itu hilang karena orang lain seperti :
·         Orang tua
Keluarga terutama orang tua, memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Karena pendidikan pertama dimulai dari lingkungan keluarga. Ketika seorang anak lahir, ia belum tahu apa-apa, belum mengenal siapa dirinya. Orang tualah yang mengasuhnya, merawatnya, dan secara tidak langsung memberikan pendidikan bagi anak tersebut. Sehingga ia mulai bisa berbicara, merangkak, bahkan berjalan.
Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dari dalam keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah:
-          Pola asuh orang tua
-          Hubungan orang tua dan anak
-          Keadaan ekonomi keluarga
-          Keharmonisan keluarga
-          Kondisi rumah
·         Guru atau dosen
Efektivitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru atau pendidik. bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :

-          Konservator (pemelihara) system nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;
-          Inovator (pengembang) system nilai ilmu pengetahuan;
-          Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;
-          Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;
-          Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskan) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan sekitar.
·         Lingkungan
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau alat belajar yang lain.
·         Teman sebaya
Lingkungan yang baik akan membantu anak untuk belajar. Di lingkungan yang kondusif, anak akan lebih mudah untuk menerima pelajaran. Individu-individu yang berada di lingkungan sekitar juga sangat berperan dalam proses pendidikan seorang anak.
Teman sebaya atau sahabat sangat berperan dalam pembelajaran sosialisasi bagi anak. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran kepribadian sosial yang sesungguhnya. Anak-anak belajar cara mendekati orang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau bersahabat. Anak belajar bagaimana memperlakukan temannya. Ia juga belajar apa yang disebut jujur saat ia melakukan permainan bersama teman sebayanya.
Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal.
Kekerasan sebagai gangguan emosi pada dasarnya tidak hanya menyerang orang lain, tetapi juga menyerang diri sendiri. Persoalan kekerasan dilihat dari lapangan psikologi pendidikan mencoba mengarahkan pada lingkungan sekolahtempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya.



 DAFTAR PUSTAKA

·         Laura A.King(2010).Psikologi umum.Jakarta : Salemba Humanika 
·         Prof. Dr. Bimowalgito(2010).Psikologi umum.Yogyakarta : Andi Yogyakarta
·       http://id.wikipedia.org


Tidak ada komentar:

Posting Komentar